Kamis, 31 Juli 2008

Teknologi Pengawetan Kayu

Teknologi Pengawetan Kayu Hemat Konsumsi Kayu Gergaji

Dephut mengembangkan teknologi pengawetan kayu yang dapat menghemat konsumsi kayu gergajian di dalam negeri sampai 7 juta meter kubik (m3) setiap tahun.

Dengan asumsi kebutuhan perumahan setiap tahun mencapai 2,9 juta unit, menurut siaran pers Dephut yang diterima di Jakarta, Kamis, total kayu gergajian yang dibutuhkan untuk membangun dan mengganti kayu yang rusak sebanyak 8,6 juta m3.

Jika 85% kayu gergajian yang dipakai membangun rumah memiliki keawetan tidak lebih dari 5 tahun, maka dalam 15 tahun dibutuhkan 233 juta m3. Kebutuhan kayu gergajian itu terdiri atas 129 juta m3 untuk membangun rumah dan 104 juta meter kubik untuk mengganti yang rusak.

Dengan teknologi pengawetan kayu yang dikembangkan Badan Litbang Dephut, selama 15 tahun dapat dihemat 104 juta m3 atau hampir 7 juta m3 per tahun.

Dengan asumsi rendemen kayu untuk pembangunan rumah sekitar 50%, maka kayu bulat yang harus disediakan mencapai 14 juta m3

Jika potensi kayu bulat per hektar diasumsikan 100 meter kubik, maka hutan yang tidak perlu ditebang setiap tahun sekitar 140.000 hektar.

Dari sisi ekonomi, biaya yang dapat dihemat melalui pengawetan kayu selama 15 tahun mencapai Rp100,51 triliun atau Rp6,7 triliun per tahun.

Tidak ada komentar: