Volume Log
Volume log yang dihitung berdasarkan perkalian luas penampangnya terhadap panjang log ketika dibelah menjadi beberapa lembar papan atau balok, total volume log tersebut akan terpecah menjadi beberapa bagian dari yang terbesar adalah balok, lalu serpihan kayu dan serbuk gergaji.
Rumus volume kayu log: 3,14 x (luas penampang) x (panjang log)
Contoh:
Diameter (Ø) sebuah log kayu adalah 40cm (0,40 mtr) dengan panjang 2,5 meter.
Volume logs = 3,14 x (0,20 cm x 0,20 m) x 2,5 mtr
Volume logs = 3,14 x 0,040 x 2,5 mtr = 0,314 m3
Logs tersebut dibelah menjadi beberapa batang kayu balok sehingga menghasilkan 11 batang kayu yang efektif bisa dipakai sebagai bahan baku furniture (lihat gambar) dengan rincian sebagai berikut:

18 x 3,5 x 250 cm (7 batang) = 0,110 m3
20 x 4 x 250 cm (1 batang) = 0.02 m3
30 x 4 x 250 cm (1 batang) = 0,03 m3
12 x 4 x 250 cm (2 batang) = 0,024 m3
Total Volume kayu gergajian =0,184 m3
Dari hasil perhitungan di atas anda bisa melihat bahwa hanya 0,184 m³ yang menjadi kayu gergajian sehingga kalau kita konversikan menjadi:
volume kayu gergajian : vol kayu logs, yaitu:
0,184 : 0,314 = 0,585 = 58,5 %
Berarti dari 100% volume kayu log, hanya 58,5% yang menjadi kayu gergajian. Sisanya sebesar 41,5% telah menjadi serpihan kayu dan serbuk gergaji. Prosentase ini tidaklah nilai yang mutlak karena akan bisa berubah lebih tinggi atau lebih rendah tergantung dari berbagai faktor misalnya jenis kayu, bentuk penampang kayu dan metode penggergajian.
Sumber : www.tentangkayu.com
Naiknya harga minyak bumi di pasar global, menjadikan harga minyak tanah sebagai konsumsi publik yang paling besar, langka dan mahal di pasaran. Masyarakat kita yang didominasi kalangan menengah ke bawah paling merasakan dampaknya dan ternyata menjadi gambaran kesulitan ekonomi Indonesia saat ini. Kesulitan itu tidak hanya sampai disitu, kenaikan harga minyak bumi juga menyebabkan seluruh harga perdagangan barang dan jasa juga naik. Jadi kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula.